Bertemu teman, menemukan kawan

Boga

Belalang goreng Gunungkidul dimasak dadakan

Penjual Belalang Goreng dekat Wanagama Jalan Wonosari

Penjual Belalang Goreng dekat Wanagama Jalan Wonosari

Belalang goreng alias walang goreng adalah kuliner Gunungkidul yang biasa ditemui di sepanjang Jalan Wonosari, yang menghubungkan Kota Yogyakarta dengan Kota Wonosari, Gunungkidul.

Kalau sedang berkendara dari Yogyakarta ke arah Wonosari di pagi atau siang hari, jika beruntung akan menemukan penjual belalang goreng dengan tulisan yang mencolok di warungnya, yaitu “Walang Goreng Dadakan”, atau dalam bahasa Indonesia “Belalang Goreng Dadakan”.

Mungkin karena terbilang jarang ke Gunungkidul, maka untuk sesaat sempat mengira itu hanya sekadar gimmick dari penjual. Mereka mengikuti gelombang ketenaran “tahu bulat digoreng dadakan”, yang kala itu sering terdengar di sudut-sudut Jogjakarta.

Prasangka itu sempat muncul karena sejauh yang pernah dialami sebelum bertemu warung ini, di sepanjang Jalan Wonosari setidaknya ada dua cara menawarkan belalang pada calon pembeli.

Pertama dijual dalam kondisi mentah, dalam bentuk rentengan yang diikat dan digantung di bambu atau kayu. Kondisi belalang yang ditawarkan melalui cara ini kebanyakan sudah tak bernyawa. Para penjual umumnya jadi lebih ramai di sepanjang jalan tersebut ketika musim kemarau.

penjual belalang, kuliner gunungkidul
Penjual belalang di Gunungkidul. (Foto: Kompas)

Kedua, sudah dalam kondisi dimasak dan dalam kemasan. Biasanya digoreng renyah. Pernah dengar ada yang jual belalang bacem, tapi kok sampai sekarang belum pernah ketemu.

Wajar kan, kalau kemudian embel-embel “dadakan” di belakang “Walang Goreng” kala itu jadi terasa meragukan.

Namun demi memuaskan rasa penasaran, tetap saja mampir ke warung yang menjual kuliner Gunungkidul tersebut.

Ternyata eh ternyata, walang alias belalangnya benar-benar digoreng dadakan.

Sebab ternyata di belakang meja kasir yang merangkap meja kompor gas dan wajan untuk menggoreng itu, tersedia satu karung belalang yang siap digoreng dadakan. Kondisi belalangnya pun masih hidup. Fresh from the nature!

belalang, bahan baku salah satu kuliner gunungkidul
Belalang Gunungkidul. (Foto: CalonGendut)

Namun sempat ragu, tidak akan mendapat belalang goreng dari yang masih hidup di karung, karena di meja tersebut sudah tersedia dua atau tiga toples plastik belalang goreng siap santap.

Untunglah belalang goreng yang sudah siap tersedia itu, sudah dipesan orang. Jadi peluang mencicipi belalang goreng dadakan terbuka lebar. Termasuk juga kesempatan melihat secara langsung proses pengolahan belalang dari yang mentah sampai siap dikonsumsi.

Mengolah belalang menjadi snack yang crispy dan rasanya mirip udang goreng sungai yang renyah ini ternyata gampang-gampang susah.

Langkah pertama, membuang sayapnya kemudian diikuti dengan memotong bagian ujung perut belalang bagian paling belakang.

Setelah itu di bagian belakang kepala walang dipotong sedikit untuk membuang isi perutnya. Ini bagian yang agak rumit karena harus benar-benar bersih.

Sebab jika tidak, selain rasa walang akan jadi tidak enak, konon efeknya juga kurang baik untuk tubuh. Namun tenang saja, efeknya tidak semengerikan kalau salah menangani ikan fugu sih.

Setelah itu barulah si belalang digoreng hingga renyah.

Belalang Goreng kuliner Gunungkidul
Belalang Goreng Gunungkidul. (Foto: CalonGendut)

Dulu, tahun 2017, satu toples ini harganya Rp.25.000 sudah digoreng garing, diletakkan dalam toples plastik selebar telapak tangan orang dewasa, dan siap disantap.

Biar lebih aman, mungkin perlu juga memperhatikan beberapa aturan tak tertulis menikmati kuliner Indonesia.

Sudah pernah mencoba belalang goreng?

11 Comments

  1. Aha,,,jujur aja belalang goreng ini enak sekali,,,,saya adalah seorang warga asli wonogiri dan merantau ke bandung,,,setiap tahun saya mudik menggunakan sepeda motor dan rute saya yaitu lewat gunung kidul,,,saya tidak pernah lupa membeli belalang goreng ini,,,dan setau saya memang cuma ada di gunung kidul yang jual ini,,,

    • Comment by post author

      temukonco

      Setahu saya juga cuma ada di Gunungkidul, Mas. Biasanya penjualnya makin banyak kalau pas musim kemarau. Btw, berarti sekarang ini lagi di Bandung atau sedang liburan di Wonogiri?

  2. Zam

    saya sampe sekarang tetap ngga kolu yo mas.. plus kata orang proteinnya tinggi sekali dan bisa memicu alergi terutama yang alergi udang macam saya… 😆

    mungkin menarik kalo suatu saat ada kerupuk belalang, karena kan ada kerupuk udang.. kalo ini, saya bisa makan..

    • Comment by post author

      temukonco

      Bener Mas, buat yang alergi protein, bisa alergi. Mulai dari yang sekadar gatal-gatal, bibir menebal, seluruh tubuh biduran, sampai ada yang susah bernapas.
      Namun buat yang tidak alergi, amaaaan… Cemal-cemil terus sampai habis. :))

      Kerupuk belalang itu berarti e dihaluskan dulu ya Mas? Ketokke bisa jadi inovasi menarik ini 😀

  3. Jadi inget waktu kecil bapak sering masak walang goreng 😂

  4. Bagus tulisannya mas.
    Sampai saat ini saya sama sekali belum pernah mencicipi belalang goreng.

    Meski banyak orang mengatakan itu enak dan bergizi.
    Tapi saya nggak tega mau konsumsinya.

  5. Jadi inget masa kecil suka nyari walang dan di bakar, malem nya malah biduren hahahaha

  6. Hastira

    belum pernag makan belalang goreng, baru laron saja

  7. Sudah puluhan kali lewat Jl. Wonosari dimana banyak lihat yang jual. Tapi, kok ya sampai skarang belum pernah coba yang versi pinggir jalan ini. Haha!

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.