Bertemu teman, menemukan kawan

Boga, Perjalanan

Cumi asap Pantai Labuhan Haji

Cumi Asap Pantai Labuhan Haji Lombok Timur

Cumi Asap yang biasa dijajakan di sepanjang Pantai Labuhan Haji Lombok Timur

Cumi asap Pantai Labuhan Haji Lombok Timur – NTB. Mendadak ingatan langsung melayang ke hidangan unik ini sesaat setelah menyelesaikan bab pertama Pulang-nya Leila S. Chudori.

Tepatnya ketika Hananto Prawiro terakhir kali menebarkan pandangannya di Jalan Sabang, dan untuk terakhir kalinya melihat warung bakmi godog, gerobak putu Soehardi dengan suara dengungan yang khas, dan sate kambing Pak Heri yang aromanya kerap menyebar terbawa angin di sepanjang jalan itu.

Begini cara cumi asap dipajang di sepanjang Pantai Labuhan Haji Lombok Timur. Hanya saja arang batok kelapanya sudah disingkirkan
Begini cara cumi asap dipajang di sepanjang Pantai Labuhan Haji Lombok Timur.
Hanya saja arang batok kelapanya sudah disingkirkan

Dari situ muncul kekhawatiran saya tidak akan bertemu lagi dengan cumi asap selebar telapak tangan dewasa yang dulu pernah saya cicipi ini. Cumi yang dijajakan dengan cara khas di sekitar Pantai Labuhan Haji di Lombok Timur.

Alasan kekhawatiran itu apalagi kalau bukan karena ada pageblug ini.

Lha wong di masa-masa biasa saja, belum tentu setahun sekali ke tempat ini. Apalagi di jaman sekarang ketika bepergian tidak semudah dan seleluasa masa sebelum pageblug. Jadi, kapan lagi ada kesempatan ke Nusa Tenggara Barat, berjumpa dan mencicipi cumi asap ini?

Ikan laut dipajang sambil diasapi di Pelabuhan Labuhan Haji Lombok Timur.
Nah ini penampakan kalau arang batok kelapanya belum disingkirkan.
Sama saja modelnya, mau itu ikan atau cumi yang diasapi.

Dari cara memajangnya, cumi asap di Pantai Labuhan Haji Lombok Timur ini berbeda dengan gurita kering asin yang biasa ditemukan dan dijajakan di sepanjang pantai barat Aceh, yang harus dimasak dahulu di rumah. Sementara, kalau cumi asap ini bisa langsung disantap di tempat. Jadi semacam street food gitu.

Serunya lagi biasanya cuminya benar-benar segar karena langsung dibeli dari nelayan yang mendarat di pantai ini. Setelah dibersihkan, cumi-cumi segar tersebut dilebarkan kemudian dipasangi semacam kerangka bambu seperti rangka layangan.

Tujuannya selain mudah dalam proses pengasapannya nanti, juga bisa tampil menarik sehingga menarik perhatian para pengunjung dan calon pengunjung yang berlalu lalang di sepanjang pantai ini.

Cumi yang sudah dipilih pembeli, diserahkan ke penjual untuk diberi bumbu lalu dibakar, kemudian dipotong kecil-kecil.

Sebab siapa wisatawan mana yang paling tidak penasaran deh, ketika banyak melihat cumi-cumi dan ikan (yang juga sudah ditusuk bambu) dipajang memutar di dalam sebuah baskom dalam posisi berdiri. Di tengah baskom tersebut diletakkan arang menyala untuk mengasapi cumi-cumi dan ikan-ikan itu. Biasanya arangnya dari tempurung kelapa.

Oleh karenanya, kelihatannya saat paling tepat menikmati cumi-cumi asap ini di sore hari. Selain bisa sambil menanti dan menikmati matahari terbenam di pantai, juga karena biasanya ketika sore hari cumi-cumi asap ini sudah sampai di tahap paling tepat untuk diolah.

Jika ada pengunjung yang ingin membeli cumi-cumi ini, penjual biasanya memilihkan cumi-cumi atau ikan mana yang proses pengasapannya paling sempurna.

Lalu cumi-cumi yang terpilih itu, sebelum diasapi sudah dilumuri bumbu rempah-rempah merah ini, akan kembali dibubuhi bumbu-bumbu lagi sambil melewati proses pembakaran di atas arang.

Selesai dibakar, cumi-cumi asap ini dipotong kecil-kecil kemudian disuguhkan bersama sambal beberuk segar, berteman nasi hangat.

Lebih sempurna lagi kalau air kelapa muda segar yang disuguhkan langsung dengan buahnya, jadi mitra pereda rasa pedas dan dahaga.

Kapan bisa seperti itu lagi ya?

Ngomong-ngomong sebenernya saya masih kurang yakin. Apakah itu benar cumi-cumi atau sotong ya?

8 Comments

  1. per tusuknya berapa itu bang? benar-benar bikin ngiler nih gambarnya

  2. Hastira

    gimana rasanay ay, belum pernah makan cumi diasap

  3. Dirmanto.web.id

    Itu cumi? gede banget! 🙂
    Kalau selain diasap kan tidak boleh dimasak terlalu lama biar gak alot ya? Nah, kalau diasap itu daging cuminya, alot tidak ?

    • Comment by post author

      temukonco

      Rada alot memang sih Mas, tapi tidak sealot kalau dimasak kelamaan. makanya disuguhkan dalam potongan kecil-kecil biar lebih mudah dinikmati.
      Oh iya Mas, ngomong-ngomong saya belum sempet bikin yang kemarin saya janjikan itu e. Ternyata cari 11 orang/temen yang blog-nya keren, lumayan jadi tantangan sendiri. Wahihihihi…

  4. Hi Kak, salam kenal 😀
    Kunjung balik ke sini dan langsung dibuat penasaran dengan foto cumi asapnya yang besar sekaliii.
    Cuminya besar sekali, aku belum pernah lihat cumi sebesar itu. Apa mungkin itu sotong, Kak. Hahaha.
    Jadi penasaran ingin mencoba rasa cumi asap, sebab aku belum pernah makan yang seperti itu. Sepertinya dimakan saat sore + es kelapa sih mantap bangettt sambil menanti sunset, wahh bayanginnya aja udah membuat hati senang 🙈

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.