Bertemu teman, menemukan kawan

Musik, Pengumuman

Konser Gamelan Yogyakarta Gamelan Festival 2018 Hari Kedua

Panti Asuhan Bina Siwi

Panti Asuhan Bina Siwi

Konser Gamelan Yogyakarta Gamelan Festival 2018 kemarin (14/07) memasuki hari ke-2 di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM, berbarengan dengan pameran gamelan “GÅNGSÅ ANANTA VIRYA (semangat gamelan yang tak terbatas)” yang juga digelar di lokasi tersebut.

Sebagai penampil pertama di konser gamelan Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) ke-23 yang dimulai sekitar 20:00 WIB tersebut adalah Komunitas Gamelan Mini Anak Ngangkruk dari Sleman Yogyakarta, pimpinan Agus Patub BN.

Komunitas Gamelan Mini Anak Ngangkruk - Sleman

Komunitas Gamelan Mini Anak Ngangkruk – Sleman

Sesuai namanya selain sebagian besar beranggotakan anak-anak, ternyata gamelan yang mereka gunakan juga berukuran kecil alias mini. Mengingatkan pada gamelan-gamelan mainan yang biasa dijajakan di daerah Malioboro atau Beringharjo.

Meskipun masih anak-anak dan gamelan yang dibawakan kecil-kecil, namun 5 komposisi karya yang dibawakan sama sekali tidak bisa dianggap kecil dan remeh.

Dari mulai gending dolanan Jaranan, hingga gending modern Tayo yang merupakan original soundtrack serial televisi dari Korea Selatan,Tayo si bis kecil berwarna biru, dibawakan dengan manis dan menyenangkan.

Penampil berikutnya berasal dari Panti Asuhan Bina Siwi, panti asuhan yang menaungi anak-anak difabel, yang berlokasi di Bantul. Pada kesempatan tersebut kelompok yang terdiri dari 12 orang dan sebagian besar adalah anak-anak difabel dari panti terebut.

Enam komposisi yang ditampilkan kelompok yang dipimpin Saryanta ini lengkap dengan dua orang yang menari di pojok kiri dan kanan panggung benar-benar menghibur penonton. Bahkan jika tidak melihat langsung, tidak ada yang percaya kalau semua alunan gamelan tersebut dibawakan oleh anak-anak difabel.

Rasamaya - Solo

Rasamaya – Solo

Rasamaya dengan jumlah penampil 14 orang muncul pada giliran berikutnya. Kelompok dari Solo di bawah pimpinan Bambang Listya ini kemarin malam membawakan 3 komposisi yang terdiri dari Aruhara karya Wahyu Toyyib Pambayun, Benalu karya Dwi Harjanto, dan Tutupan karya Bambang Listya.

Pada bagian akhir konser gamelan ini, tampil kelompok Gangsa Kukila dari SMA Kolese De Britto pimpinan Robertus Abdi Dharma Gani Satria.

Gangsa Kukila SMA Kolesse De Britto

Gangsa Kukila SMA Kolesse De Britto

Empat belas orang yang tampil mewakili kelompok ini semalam membawakan repertoar yang bercita rasa kekinian, yaitu Pop Corn, Srepeg De Britto, serta Ji Ro Ku (G2Q). Khusus di nomer terakhir ini diselipkan cara bernyanyi a la rap yang mewakili semangat anak muda De Britto.

Yogyakarta Gamelan Festival besok akan memasuki hari terakhir. Pada hari penutupan tersebut yang akan tampil di konser gamelan adalah Sedyo Manunggal dari Bantul, Limbah Berbunyi – Mo’ong and Friends Ensemble dari Yogyakarta, dan Gasebu dari Klaten.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.