Bertemu teman, menemukan kawan

Perjalanan

Deja Vu

Tahu deja vu kan? Ada beberapa kejadian ketika pertama kali menaiki kapal ini yang rasa-rasanya pernah dilihat setidaknya dalam mimpi, jauh sebelum ada rencana pergi ke Papua ini.

Namanya juga mimpi, siapa yang capek-capek mau memikirkannya panjang lebar. Apalagi mimpi yang sangat tidak jelas.

Jadi di mimpi itu, tahu-tahu saya ada di atas kapal kayu bersama tim Endank Soekamti sedang berada di tengah lautan yang biru dan tenang.

Tidak tahu lautan yang tenang itu ada di mana sampai entah siapa di dalam mimpi itu berteriak kalau “Kita masuk Raja Ampat!”

Mimpi yang mirip-mirip berulang beberapa kali, tapi setting lokasinya kurang lebih sama. Cuma beda-beda ceritanya.

Di mimpi yang lain, pernah tahu-tahu duduk-duduk di sebuah lokasi di atas kapal yang terbuka tapi ada peneduhnya (yang ternyata kemudian hari baru sadar kalau itu mirip dengan semi-outdoor area di KLM Kurabesi), dan mendadak ada orang entah dari mana muncul dan bertanya “Nulisnya sudah sampai mana, Mas?”

Waktu itu ha mbok tenan saya tidak tahu apa maksud pertanyaan itu, dan kok bisa-bisanya ada yang menanyakan tentang tulis menulis di atas sebuah kapal di tengah laut.

Kalau sekarang mungkin semua bisa terjelaskan, tapi ketika mimpi-mimpi itu terjadi, sama sekali tidak tahu apa maksudnya, ke arah mana, dan mungkin semacam pertanda atau firasat apa gitu.

Ketika itu, mimpi-mimpi itu bisa saya kesampingkan dan menganggap tidak membawa makna dan kabar apa-apa. Sebab saya yakin mimpi itu cuma ketonto (wah, ketonto Bahasa Indonesia-nya apa ya?) karena keseringan mendengar dan menonton video musik Lucky Seven dari AKB48 dan JKT48.

Pertama kali mendengar Lucky Seven versi JKT48 mungkin baru pertengahan 2015 dan tentu saja langsung mencari versi AKB48-nya tidak lama setelah itu.

Jadi ya wajarkan kalau saat itu  sama sekalit tidak pernah berpikir kalau mimpi itu beberapa belas bulan kemudian jadi kenyataan?

Kenapa bisa sering mendengar dan menonton video musik itu, biasalaaah… Anak saya yang suka nonton pada waktu itu… Hahaha…

Eh, ndilalah anak saya suka lagunya dan sering minta diputarkan Lucky Seven yang versi AKB48. Nah mungkin karena sering terekspose lagu-lagu itu kemudian ya itu tadi, ketonto, terbawa dalam mimpi seolah-olah berlayar beneran.

 

Jadi ya wajar to, ketika di sana terus upload foto di Instagram dengan caption kayak gini?

Dari “serial” mimpi-mimpi itu, ada satu mimpi yang lumayan bikin deg-deg-an dan jadi salah satu dari tiga mimpi serem yang pernah saya alami selama ini. Kapan-kapan mungkin akan diceritakan dua mimpi lainnya.

Nah mimpi serem yang berkaitan dengan “serial” mimpi naik kapal di tengah laut ini adalah tahu-tahu saya bersama tim lainnya ada di selasar sisi kiri kapal melihat ke arah lautan lepas di sisi kiri kapal.

Udara waktu itu terasa dingin, langit dan laut warnanya putih. Sangat putih malah. Semua tampak tegang dan terus menatap ke arah laut. Tidak ada satu orang pun yang menjawab ketika ditanya apa yang sedang terjadi.

Suara mesin kapal tidak terdengar, ketika saya ke ruang mesin, kru kapal di sana menginformasikan kalau mesin masih belum bisa beroperasi.

Kembali saya ke sisi kiri kapal, semua memandang lautan lepas, kapal bergerak perlahan tapi pasti ke arah kiri itu.

Perlahan dari kejauhan terlihat seperti daratan berwarna putih yang makin lama perlahan makin kita dekati dan makin jelas.

Akhirnya saya menyadari apa yang terjadi.

Mesin kapal sedang rusak, dan kita semua terbawa arus laut selama beberapa hari dari wilayah Samudera Pasifik di khatulistiwa yang hangat, menuju wilayah yang sedang didekati saat ini. Benua Antartika.

Mimpi yang aneh.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.