Bertemu teman, menemukan kawan

Musik

Simone

Nina Simone

Nina Simone (Sumber: Wikipedia)

Simone dipilih jadi nama untuk rilisan WordPress 5.6 yang secara resmi diluncurkan 8 Desember 2020 lalu.

Ini adalah semacam tradisi WordPress sejak dahulu, memberikan “nama” musisi dan tokoh jazz untuk setiap versi yang diluncurkan. Tepatnya sejak versi 1.0, beberapa musisi jazz namanya telah diabadikan dalam tiap rilisan CMS yang konon didayagunakan oleh 35% situs Internet.

Jaman dulu ketika sangat masih angin-anginan menulis blog, menceritakan seputar nama tokoh jazz yang digunakan WordPress pada sebuah rilisannya menjadi salah satu cara memotivasi diri untuk membuat postingan lagi di blog.

Alasannya biar enggak disindir-sindir gini:

Kok rajinan update WordPress-nya ketimbang update blog post-nya?

teman-teman yang pada hakekatnya juga jarang posting

Namanya juga kurang niat, akhirnya motivasi untuk update postingan blog setidaknya setiap WordPress update rilisan baru, lama-lama juga tidak mempan.

Buktinya, tercatat terakhir saya update tentang tokoh jazz yang jadi nama rilisan CMS yang memegang 61,8% market share –jauh di atas Joomla dan Drupal ini– adalah di rilisan pada 4 September 2014 versi 4.0 “Benny” yang diambil dari nama Benny Goodman yang juga dikenal sebagai “The King of Swing”.

Nina Simone

Simone yang dijadikan nama untuk rilisan versi 5.6 ini untuk mengenang dan menghormati Nina Simone seorang penyanyi, penulis lagu, arranger, dan musisi jazz.

Nina Simone
Nina Simone (Sumber: Wikipedia)

Lebih dari itu, ternyata penyanyi yang lahir di Tyron, Carolina Utara, Amerika Serikat 21 Februari 1933 ini, juga seorang aktivis hak asasi manusia.

Salah satu kejadian yang mendorongnya menjadi seorang aktivis adalah ketika dia tidak berhasil mendapatkan beasiswa untuk masuk ke Curtis Institute of Music di Philadelphia, padahal audisi yang dilakukannya diterima dengan baik. Menurut Simone, penolakan itu ada kaitannya dengan diskriminasi rasial yang marak di tahun 50-an itu.

Tak ingin menyerah begitu saja, ia mengambil les private piano pada Vladimir Sokoloff, salah seorang pengajar di Curtis Institute of Music, tanpa pernah menjadi salah satu mahasiswa di sana karena institut tersebut memiliki peraturan tidak menerima calon mahasiswa berusia lebih dari 21 tahun.

Perjuangannya sebagai aktivis dan sebagai musisi jazz memang tidak sia-sia, buktinya di tahun 2003, sekitar sebulan setelah musisi yang dijuluki “The High Priestess of Soul” ini menghembuskan nafas terakhirnya 21 April 2003, Curtis Institute of Music memberinya gelar kehormatan.

Musisi yang bernama asli Eunice Kathleen Waymon ini memulai karirnya sebagai pianist di sebuah kelab malam di Atlantic City, Amerika Serikat. Agar tidak ketahuan keluarganya kalau selama ini dia kerap memainkan jenis-jenis musik yang pada masa itu dianggap sebagai “musik setan”, ia menggunakan nama panggung Nina Simone.

Konon, alasan memilih nama itu karena “Nina” adalah nama panggilan sayang dari pacarnya kepadanya di masa itu. Sementara “Simone” diambil dari nama artis film yang jadi idolanya ketika itu, Simone Signoret.

Berikut ini salah satu penampilan Nina Simone:

Kalau ingin lebih mengenal jalan hidup dan karir musisi jazz satu ini, film dokumenter mengenai kehidupannya masih dapat disaksikan di Netflix, dengan judul “What Happened, Miss Simone?

Serunya lagi ternyata di tahun 2020 yang “kayak gini inih” ada album dari karya-karya Nina Simone yang dirilis oleh UMG Recording, Inc. Album tersebut diberi judul “Work From Home with Nina Simone”.

Silakan disimak, semoga bisa jadi teman work from home yang menyenangkan.

3 Comments

  1. Matt memang suka mengabadikan para legends dengan dalam setiap versi WP. Salam Hello Dolly dalam WP yang gak ada manfaatnya itu unik.

    Saya pernah bikin infografik tentang sekian versi WP yang jazzy. Sayang ada typo 🙈

  2. Baru tahu saya kalau di WP org ada tradisi ini. Entah kalau di [themes] WP com. Biasa asal comot saja soalnya. 🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.