Prambanan Jazz Festival 2020 akhirnya digelar 31 Oktober dan 1 November secara virtual dari kawasan Candi Prambanan. Karenanya, tahun ini namanya menjadi Prambanan Jazz Virtual Festival: New Hope New Experience.
Perubahan format acara dari luring di tahun-tahun sebelumnya menjadi daring, tidak lantas membuat Prambanan Jazz Virtual Festival kehilangan daya tariknya.
Hal paling tampak tentu saja dari jajaran artis dan musisi yang tampil meramaikan dua hari hajatan salah satu festival jazz terkemuka Jogjakarta ini.
Misalnya jajaran artis dan musisi yang rencananya akan tampil di Hari Pertama, 31 Oktober 2020, mulai jam 16:00 WIB, sore ini:
Joko in Berlin
Jujur ini pertama kali tahu dan dengar kelompok musik yang didirikan tahun 2016 oleh Mellita Sarah (vokal), Popo Fauza (kibord), dan Fran Rabit (bass), serta pertengahan 2019, Marlond Telvord bergabung sebagai drummer.
Single debut kelompok musik “dari Jawa dalam pengaruh Eropa” bertajuk “Ballad of Colors” meluncur dan dapat dinikmati di gerai-gerai digital pada 31 Mei 2018 silam.
Tak lama kemudian, bermunculanlah single-single Joko in Berlin yang masing-masing selalu mencerminkan semangat bereksplorasi para anggota band ini yang seolah tanpa henti. Termasuk single terbaru mereka “Senyap”.
Buat yang ingin kenalan dengan Joko in Berlin, bisa coba menyimak “Senja”. Saya sendiri langsung jatuh hati dengan “Euphoria” ketika pertama kali mendengarnya.
Joko in Berlin akan membuka hari pertama dari rangkaian 2 hari pergelaran Prambanan Jazz Virtual Festival: New Hope New Experience ini.
Fourtwnty
Kelihatannya kelompok musik satu ini sudah tidak perlu dikenalkan lagi ya.
Siapa sih yang belum akrab dengan lagu-lagu hits kelompok musik bentukan Robby Geisha, seperti “Fana Merah Jambu”, “Zona Nyaman”, “Aku Tenang”, atau “Hitam Putih”?
Di Prambanan Jazz Festival 2020 ini, Fourtwenty direncanakan akan tampil di hari pertama sekitar jam 16:50 WIB.
Isyana Sarasvati
Sebagai orang yang sudah ngepo-in artis keren satu ini lewat akun Soundcloud-nya sejak dia masih sekolah musik di Nanyang Academy of Fine Arts, Singapore dan Royal College of Music, United Kingdom, rasa penasaran tak henti-hentinya muncul karena ingin melihat dia menunjukkan kedigdayaannya dari hasil menuntut ilmu permusikannya itu.
Rasa penasaran itu akhirnya terjawab setelah Isyana Sarasvati meluncurkan album LEXICON tahun 2019 lalu. Belum hilang kekaguman terhadap album tersebut, 28 Oktober 2020 kemarin kembali dihajar single terbarunya UNLOCK THE KEY.
Semua karyanya tersebut sungguh menunjukkan kemampuan dan pencapaiannya hingga saat ini, dan nampaknya akan terus berkembang dan makin sakti di masa-masa mendatang.
Karenanya, sangat penasaran apa yang akan ditampilkan Isyana Sarasvati di Prambanan Jazz Virtual Festival: New Hope New Experience sore ini.
Pusakata
Kalau menurut informasi di kanal YouTube-nya, PUSAKATA adalah sebuah entitas musikal baru yang dibangun M. Istiqamah Djamad atau biasa disapa Is.
Bagi mereka yang tahun lalu hadir di Prambanan Jazz Festival, mungkin masih ingat bagaimana penampilan Is menghibur para penonton.
Pertanyaannya kemudian adalah, kira-kira apa yang akan ditawarkan Pusakata di konser yang kali ini berformat daring. Apapun itu, pastinya tidak akan mengecewakan para penonton dan penggemarnya yang menunggu di jauh di sana di hadapan layar gawai mereka.
Tompi
Kemampuannya dalam bermusik bisa dibilang sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Baik sebagai seorang solois, maupun ketika di Trio Lestari.
Namun yang lebih mengagumkan dari penyanyi, dokter bedah plastik, fotografer, dan sutradara ini adalah di Prambanan Jazz Festival 2020 nanti, selain bernyanyi, Tompi juga bertanggungjawab menangani visual broadcasting Prambanan Jazz Virtual Festival ini.
Jadi kalau nanti keindahan visual dari siaran daring festival ini tersuguh di layar gawai teman-teman semua, sangat mungkin itu karena tangan dingin Tompi.
Dan jika ingin melihat penampilannya, silakan bersiap hari ini sekitar jam 19:55 WIB
Tulus
Dulu pernah punya teori mengapa Tulus bisa cepat diterima masyarakat, khususnya anak-anak muda.
Alasannya karena single-single-nya sangat relate dan memihak mereka yang lemah, terutama dalam hal asmara dan pergaula sosial. Seperti “Sewindu” (sampai dibuat dalam dua versi) dari album perdananya di tahun 2011 , kemudian disusul lagu-lagu seperti “Gajah”, “Baru”, “Lagu Untuk Matahari”, dan tentu saja “Sepatu”.
Sementara itu di album Monochrome (2016), Tulus makin menunjukkan kematangan dan kedewasaan melalui karya-karyanya di album ini.
Dengan jejak langkah pencapaian karya yang dimiliki seperti itu, sangat layak jika Tulus-lah penutup kemeriahan Prambanan Jazz Virtual Festival: New Hope New Experience di hari pertama ini.
Nah, kalau teman-teman ingin menyaksikan seluruh kemeriahan Prambanan Jazz Festival 2020, silakan membeli tiketnya di https://prambananjazz.com/ticket ya…
Sampai jumpa secara virtual di Prambanan Jazz Festival!
Antyo®
Terima kasih, saya jadi tahu Joko in Berlin
temukonco
Saya juga baru tahunya kemarin kok, Paman. Awalnya ketika melihat nama band-nya, saya kira band guyonan. Ternyata eh ternyata, band-nya bener-bener serius dan karya-karyanya keren-keren.