Masjid Bayan Beleq di kartu ucapan digital “Selamat Idulfitri 1440 H” karya seadanya dari saya ternyata menarik minat beberapa kawan untuk bertanya.
Kemarin walaupun agak telat saya sempat membuat semacam kartu ucapan digital “Selamat Idulfitri 1440H” dengan desain sederhana untuk disebarkan di media sosial dan group-group WA.
Namun karena membuatnya secara sederhana dan tergesa-gesa, saya lupa menuliskan dan menjelaskan bangunan di foto kartu ucapan digital itu apa dan lokasinya ada di mana. Walhasil selain mendapat balasan dan ucapan terima kasih, beberapa kawan dekat juga menanyakan itu sebenarnya gambar apa.
Pertanyaan yang wajar sih, lha wong kalau saya lihat kartu ucapan digital Selamat Idulfitri 1440H kawan-kawan lain itu bagus-bagus. Mulai dari foto keluarga, masjid, ketupat, dan semacamnya yang dalam sekali lihat kita sudah tahu itu foto apa.
Sementara karena saya tidak cukup pede untuk berfoto diri, ketupat juga belum siap waktu itu, dan saat membongkar-bongkar koleksi foto, yang ditemukan foto ini, langsung deh tambahin efek dikit kemudian disebarluaskan ke sanak, kerabat, dan tentu saja group WA.
Gambar di kartu ucapan digital “Selamat Idulfitri 1440H” yang saya buat itu adalah gambar Masjid Bayan Beleq. Sebuah masjid kuno yang terletak di Jalan Raya Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Ini peta lokasinya:
Beruntung awal April 2019 lalu sempat diajak berkunjung ke Desa Bayan ini.
Selain bertemu dengan beberapa tetua desa, berjumpa Ibu-ibu penenun yang selain bisa menenun juga memahami makna motif-motif tradisional kain tenunnya, aturan dan larangan seputar penggunaan motif-motif tenun peninggalan leluhur, saya juga berkesempatan mengunjungi masjid tertua di Nusa Tenggara Barat ini.
Disebut tertua karena Masjid Bayan Beleq adalah masjid pertama yang didirikan di Pulau Lombok ketika pertama kali ajaran Islam masuk wilayah ini.
Kejadian itu terjadi sekitar abad ke-17. Dengan demikian berarti Masjid Bayan Beleq sudah berusia lebih dari 300 tahun. Wajar jika kemudian masjid ini tercatat sebagai salah satu situs bersejarah di Indonesia.
Kalau masjid-masjid di kota-kota besar jaman sekarang bangunannya megah-megah, bahkan ada yang berlapis emas, Masjid Bayan Beleq ini bentuk bangunannya mirip dengan bangunan-bangunan penduduk di sekitarnya. Seperti dinding dari anyaman bambu, dan atap yang terbuat dari susunan bambu kemudian ditutupi oleh daun rumbia.
Posisi masjid di bangun di atas tanah yang agak tinggi dari sekitarnya. Untuk mencapainya, dari pintu masuk kita harus menyusuri jalan yang ada lalu menaiki tangga-tangga dari susunan batu yang terlihat unik.
Nanti kalau sudah sampai, akan terlihat masjid yang pondasinya terdiri dari batu-batu ini, dikelilingi rerumputan yang terawat rapi.
Sayangnya waktu itu sedang tidak ada upacara adat dan keagamaan, jadi masjid ini tidak dibuka. Jadi saya tidak sempat melihat bentuk bangunan masjid ini dari dalam.
Karena pertimbangan usia, sudah sejak lama memang masjid ini tidak lagi digunakan untuk ibadah harian. Menurut penduduk setempat saat upacara peringatan Maulid Nabi barulah masjid ini digunakan.
Kalau dilihat dari luar, untuk masuk masjid ini kita harus menaiki lima anak tangga. Sebelum masuk pintu masjik, di sebelah kiri, diletakkan di antara dahan-dahan pohon, ada semacam gentong yang mengingatkan pada padasan di Jawa. Tapi gentong ini tidak ada lubang di bagian bawah untuk jalannya air mengucur.
Menurut Raden Gedarip, salah seorang tokoh masyarakat Bayan, padasan tanpa pancuran ini dalam bahasa setempat adalah Selo. Fungsinya untuk wadah air guna mencuci kaki semua orang yang akan masuk masjid ini. Orang yang membawa gayung untuk mencuci kaki orang-orang yang masuk masjid sini pun harus orang khusus, tidak boleh sembarangan.
Setelah melewati proses pencucian kaki, barulah boleh masuk ke masjid yang memiliki pintu sangat rendah ini. Hal ini memang disengaja sebab dengan pintu yang rendah, jika ingin masuk setiap orang harus menunduk, merendahkan kepalanya agar tidak terbentur bagian atas pintu.
Ini semacam pengingat agar setiap orang seharusnya merendahkan hati dan diri saat ingin beribadah, menyembah yang Maha Kuasa. Bukannya malah tinggi hati, sombong, dan merasa paling benar sendiri.
Di sekeliling masjid terdapat makam dan bangunan-bangunan yang di dalamnya juga ada makamnya. Bangunan yang di dalamnya ada makan terletak di barat daya dan timur laur masjid ini. Sementara di barat daya masjid ini ada kompleks makam jaman dahulu yang terbuka, alias tidak di dalam bangunan.
Kebanyakan makam-makam ini adalah milik orang-orang pertama yang turut membangun dan memelihara masjid ini sejak dulu pertama berdiri.
Jangan lupa perhatikan hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh mereka yang berkunjung ke sini. Yaitu sebisa mungkin jangan berjalan melintasi sisi barat masjid ini, atau tempat imam masjid biasa berada. Jadi kalau ingin pulang, kita sebaiknya berjalan kembali mengambil jalur yang tadi dilewati saat akan menuju masjid kuno ini.
Satu lagi, kalau kawan-kawan ingin berkunjung ke Masjid Kuno Bayan ini, alangkah baiknya juga mampir dan berbelanja kerajinan tenun yang diproduksi oleh ibu-ibu dari Desa Bayan.
Letaknya ada di seberang masjid ini, atau bisa pula mengunjungi Sanggar Seni Jajaq Bayan yang lokasinya hanya beberapa puluh meter dari lokasi tersebut.
Demikian penjelasan tentang Kartu ucapan digital “Selamat Idulfitri 1440H” dari saya. Selamat Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin, selamat berlibur dan berkumpul dengan keluarga, dan semoga selalu berbahagia. Amin!
4 Pingbacks