Seminggu pertama di Papua saya sudah mendapatkan sebuah daerah yang bisa jadi merupakan Instagrammable Spot termahal yang pernah saya kunjungi selama ini.
Sama seperti beberapa instagrammable spot lainnya pernah saya temukan, saya tidak ikut berfoto di spot yang buat saya termahal ini.
Kalau di spot-spot instagram lain, alasannya lebih karena malas, malu, dan tengsin rebutan berfoto dengan banyak orang lain di sebuah spot yang ukurannya tak seberapa. (Ini tidak berlaku kalau harus berfoto bareng keluarga).
Nah kalau di spot ini tidak berfotonya karena untuk ke sana agak susah dan sedikit menantang. Jadi mending Mas Erix dan Mas Dory saja yang berfoto di situ. Lebih sesuai dan lebih menjual. 😀
Jadi ceritanya kita bertemu Instagrammable spot termahal ini adalah ketika kita dalam perjalanan pulang ke Kapal Kurabesi selesai mengajar adik-adik SD di Kampung Wawiyai, Kecamatan Waigeo Selatan, Raja Ampat.
Di tengah perjalanan kita melewati gugusan karang-karang besar dan berbentuk unik. Ada yang seperti pensil, makanya disebut penduduk setempat sebagai Batu Pensil. Ada yang seperti siluet wajah, makanya disebut dengan Batu Muka.
Tapi sebelum kita mencapai gugusan karang-karang tersebut, kita menemukan sebuah tebing karang yang tinggi di sisi kiri speedboat. Saking tingginya, tebing karang itu tampak seperti sebuah dinding karang yang kokoh.
Persis di depan dinding karang tersebut, ada gundukan batu karang yang langsung bersentuhan dengan air laut.
Walau tidak setinggi dinding karang di belakangnya, hanya setinggi orang dewasa kalau kita berdiri di atas speedboat di atas air laut yang surut, untuk menaiki atas bukit karang ini kita harus memanjat sedikit dari sisi kanan batu karang tersebut.
Kenapa harus repot-repot memanjat baru karang itu?
Karena di situlah instagrammable spot termahal yang pernah dijumpai terletak!
Hal yang membuat tempat ini jadi instagrammable spot termahal karena persis di atas batu karang tersebut, terletak sebuah sofa.
Iya benar, sofa yang biasa ada di ruang-ruang tamu keluarga umum di Indonesia itu.
Warnanya hijau, sudah agak sobek di beberapa bagian, tapi masih bisa diduduki dengan nyaman.
Entah siapa yang meletakkan sofa tersebut di atas batu karang itu. Awalnya ketika kita melihatnya di kejauhan dari speedboat, memang keliatan hijau-hijau gitu dari kejauhan. Kita pikir itu daun tanaman atau pohon apa gitu. Tidak menyangka kalau itu adalah sebuah sofa.
Karena bentuknya agak mencurigakan, kita dekati hijau-hijau tersebut. Dan akhirnya seperti kita sudah tahu bersama, benda apa gerangan itu.
Pertanyaan yang hingga kini belum terjawab adalah, siapa orang iseng dan sela yang meletakkan sofa di tempat seperti itu. Jauh dari mana-mana, di atas batu karang, dan pasti perlu usaha ekstra untuk menaikkannya. Lha wong untuk menaikkan badan sendiri aja ke atas situ susah kok.
Memang benar oleh beberapa teman, Endank Soekamti juga sering dianggap sela karena mau rekaman aja sampai berkelana ke Papua selama sebulan. Tapi ya mereka juga tidak se-sela itu ngusung-ngusung sofa dari kota ke batu karang yang entah di mana dan perlu waktu seminggu untuk mencapainya.
Ke-sela-an orang yang meletakkan sofa ini kalau dipikir-pikir kadarnya berlipat ganda luar biasa. Itu saat kita menyadari kalau duduk berpose di sofa tersebut, untuk mendapatkan hasil foto yang paripurna, orang yang memotret harus berada beberapa puluh meter dari sofa.
Itu berarti si pemotret harus pakai kapal atau speedboat biar bisa memotret dari atas laut dengan konsekuensi harus berjuang melawan gerakan naik-turunnya ombak.
Bisa juga, dan ini sangat disarankan, dengan mengunakan drone. Jadi bisa lebih leluasa memotret dari mana saja dan dengan sudut-sudut apapun yang diinginkan. Sehingga selain orang yang dipotret bisa terlihat, latar belakang berupa dinding karang juga bisa difoto dengan baik.
Pilihan terakhir itu yang dilakukan. Mengambil gambar menggunakan drone.
Lalu, kenapa ini bisa jadi instagrammable spot termahal?
Kenapa tidak? Bayangkan, dari mulai harga tiket pesawat pulang pergi Yogyakarta – Papua, ditambah biaya sewa kapal Kurabesi Explorer selama seminggu lebih (karena kita menemukannya sekitar seminggu setelah ada di kapal ini plus biaya sewa perjalanan pulang), ditambah biaya sewa speedboat, udah gitu di sekitar lokasi spot instagrammable ini tidak ada penjual-penjual makanan atau minuman seperti layaknya di tempat-tempat lain yang pernah saya datangi. Jadi mau tidak mau harus sangu sendiri.
Buat saya ini memang rekor instagrammable spot termahal sejauh ini.
Semoga kelak ada yang mau mentraktir untuk memecahkan rekor saya ini. Aamiiiin…
1 Pingback