Makin dekatnya perayaan Halloween di Amerika Serikat sana membuat nyaris semua saluran televisi berlangganan menayangkan beragam acara dan iklan yang berkaitan dengannya.
Seorang kawan yang kebetulan bersama-sama menyaksikan sebuah acara di televisi berlangganan tersebut, entah mendapat ide dari mana, mendadak berkomentar, “Wah kalau malam Jumat Kliwon jatuhnya pas tanggal 13, kira-kira gimana ya? Pasti bisa semaleman dobel seremnya tuh.”
Sepintas nampaknya demikian, terutama pada mereka yang percaya terhadap hal-hal seperti itu, semalaman pada hari dan tanggal itu suasana horror akan berlipat karena dalam kebudayaan lokal, malam Jumat Kliwon punya “sifat khusus” terutama yang berhubungan dengan meningkatnya aktivitas dunia supra-natural. Sama halnya dengan Friday the 13th yang dalam kepercayaan barat juga memiliki “sifat khusus” yang serupa dengan kerabatnya si Jumat Kliwon itu.
Hanya saja, Friday the 13th belum tentu terjadi setiap bulan tahun Masehi, sementara Jumat Kliwon sangat mungkin ditemui nyaris di tiap bulan tahun Masehi. Jadi dalam setahun frekwensi masyarakat barat menemui “hari serem” relatif lebih kecil.
Kembali ke masalah bagaimana kalau ternyata malam Jumat Kliwon jatuh bersamaan dengan Friday the 13th, apakah benar sepanjang malam akan dua kali lipat seramnya?
Terlepas dari percaya atau tidak dengan fenomena supra-natural berkaitan dengan hari dan tanggal cantik ini, sesungguhnya nyaris mustahil kita akan bertemu Friday the 13th dan Jumat Kliwon bersamaan di sepanjang malam.
Begini penjelasannya…
Eh, tapi untuk menyamakan pemahaman, kita anggap saja malam dimulai semenjak jam 18:00 WIB dan berakhir jam 05:00 WIB keesokan harinya ya.. Sepakat?
Nah gini, Jumat Kliwon adalah hari yang ada berdasarkan penanggalan Jawa/Mataram Islam. Jadi selain perhitungan hari yang mirip dengan penanggalan Islam/Hijriyah serta nama-nama bulan yang beberapa di antaranya juga sangat mirip dengan penanggalan tersebut, dasar penghitungan kalender ini juga sama yaitu menggunakan sistem peredaran bulan.
Di sisi lain, Friday the 13th seperti diketahui bersama adalah berdasarkan penanggalan Masehi yang berdasarkan perhitungan sistem peredaran matahari.
Perbedaan ini membuat perbedaan yang sangat besar di dalam penentuan awal sebuah tanggal dari masing-masing sistem kalender tersebut.
Kalender Masehi menetapkan pergantian tanggal dalam satu hari adalah saat tengah malam yaitu pukul 00:00 waktu setempat. Kalender Jawa menetapkan pergantian tanggal adalah saat bulan muncul, atau bagi sebagian besar masyarakat Jawa disederhanakan dengan saat surup atau bersamaan dengan datangnya adzan Maghrib, lebih kurang sekitar pukul 18:00 WIB. Hal inilah yang membuat sebagian besar masyarakat Jawa menyebut “malam Jumat” padahal menurut hitungan masehi saat itu masih Kamis malam.
Dengan demikian, jika diterapkan pada Jumat Kliwon yang jatuh bersamaan dengan Friday the 13th, maka bisa dikatakan tidak akan terjadi “seram yang berganda” di hari tersebut.
Karena jika menurut penanggalan, saat Jumat Kliwon hadir di Kamis malam (berarti sejak sekitar jam 18:00), penanggalan berdasarkan hitungan Masehi masih berada di hari Kamis tanggal 12, jadi masih belum dobel seremnya.
Nah, barulah saat waktu menunjukkan 00:00 tengah malam, Jumat Kliwon akan hadir bersama-sama Friday the 13th mendatangi kamar-kamar tidur kita semua. Muwahahahaha…
Tapi jangan khawatir, itupun tak akan bertahan lama sebab sekitar jam 4 atau jam 5, orang-orang sudah terjaga, bangun, dan mulai melakukan aktivitas masing-masing. Jadi efek serem juga berangsur-angsur sirna. Lalu, malam harinya, jangan khawatir meskipun masih Friday the 13th, itu tidak berbarengan Jumat Kliwon lagi karena sudah masuk Sabtu Legi. Aman…
Jadi kesimpulannya, ketakutan yang mungkin muncul saat melihat Jumat Kliwon hadir bersamaan Friday the 13th itu bisa dikatakan berlebihan karena — kalaupun ada — seramnya hanya terjadi selama 4–5 jam maksimal.
Oh iya, selain itu tidak setiap tahun Jumat Kliwon datang bersamaan dengan Friday the 13th, terakhir terjadi di September 2013 yang lalu, dan nampaknya sampai beberapa tahun ke depan masih belum akan datang bersamaan lagi. Jadi bagi yang percaya masih bisa menarik napas lega lebih lama. ?
Originally published at www.trulyjogja.com on October 27, 2016.
Leave a Reply