Nama Latin. Teman-teman yang sudah membaca buku Soekamti Goes To Papua dengan seksama, biasanya langsung sadar kalau hampir setiap nama atau jenis flora dan fauna yang diceritakan di situ, umumnya diikuti dengan nama ilmiah / nama latinnya.
Beberapa kawan dan kerabat yang saya minta tolong sebagai editor dan proofreader naskah buku ini sebelum diterbitkan, mendukung usaha saya mencari dan menulis nama-nama latin tersebut karena bisa sekaligus jadi sarana menambah pengetahuan umum yang berkaitan dengan alam dan isinya.
Sementara kawan-kawan lain yang sudah membaca isi buku ini mengomentari ke-selo-an saya membubuhkan nama ilmiah tersebut.
Bahkan ada yang berkomentar, “Mentang-mentang dulu pernah kerja di bidang konservasi lingkungan hidup, jadinya kebawa-bawa waktu nulis buku.”
Semua anggapan dan komentar itu tidak salah memang, karena buat kawan-kawan yang juga tidak kalah selo, mereka akan mencari-cari nama ilmiah tersebut di mesin pencari untuk mendapatkan minimal gambar dari hewan atau tumbuhan yang diceritakan di buku tersebut.
Akan tetapi alasan sebenarnya kenapa saya mencantumkan nama ilmiah tersebut di nyaris setiap menyebutkan flora atau fauna di buku Soekamti Goes To Papua itu adalah…
…saya sampai sekarang masih belum tahu dan jelas masih penasaran pada bagaimana wujud dan bentuk Kembang Enceng-enceng.
Apa itu kembang enceng-enceng? Seperti yang sudah saya sebutkan tadi, saya sama sekali tidak tahu bagaimana rupa bentuk dan warnanya.
Pertama kali saya berkenalan dengan nama kembang enceng-enceng adalah ketika dulu sekali saya mendengarkan lagu Koes Plus yang berjudul “Kembang Enceng-enceng”.
Lagu Kembang Enceng-enceng ini nyaris tidak menjelaskan apa itu kembang enceng-enceng, kecuali dikatakan kalau itu adalah kembangnya serdadu. Karena ternyata kata “kembang enceng-enceng” adalah bagian sampiran dari semacam pantun yang dinyanyikan band legendaris Indonesia ini.
Potongan liriknya seperti ini:
Kembang enceng-enceng
Kembang e surodadu
Mbiyen renteng-renteng
Saiki ngejak padu
Nah, tidak dijelaskan secara detail to apa itu sebenarnya kembang enceng-enceng?
Jika ditelusuri di mesin pencari, sejauh ini saya belum menemukan kembang enceng-enceng, kalaupun ada biasanya diarahkan ke kembang enceng gondok yang saya yakin bukan yang dimaksud Koes Plus. Mana ada serdadu yang mau diidentikan dengan kembang enceng gondok, yang di jaman Koes Plus bikin lagu ini enceng gondok dianggap gulma. Hama yang mengganggu.
Kalau saja saya mengetahui apa nama latin kembang enceng-enceng itu, pasti sekarang saya bisa tahu bagaimana wujud kembang ini.
Oh atau jangan-jangan kawan-kawan di sini ada yang bisa memberikan penjelasan apa dan bagaimana bentuk kembang enceng-enceng ini berikut nama latinnya?
Supaya kalau saya bertanya dengan kawan lain tentang apa itu kembang enceng-enceng, percakapan seperti di bawah ini tidak akan terjadi lagi.
I: Eh, ngerti kembang enceng-enceng endak?
K: Woh ya ngertiii…
I: Apa kembang enceng-enceng itu?
K: Kuwi lho… Kembang surodadu kae lho..
I: …
Oh iya, foto di atas itu bukan penampakan kembang enceng-enceng tapi Bunga Bakau (Bruguiera cylindrica)
Leave a Reply