Tugas makanan OSPEK yang menyimpan banyak cerita dan kenangan. Ketika dulu jadi mahasiswa baru di kampus yang warna jaket almamaternya sering jadi pertanyaan.
Oh iya, di kampus dulu namanya OPSPEK alias (Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus). Jadi ada “program”-nya, tidak sekadar OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) saja.
Biarpun begitu, seperti kegiatan mirip per-plonco-an serupa di kampus-kampus lain, para peserta OSPEK banyak diberi tugas yang lucu-lucu. Saking lucunya bahkan kesannya jadi agak mengada-ada. Tugas-tugas yang gemas-gemas menyebalkan.
Tugas makanan OSPEK yang levelnya tidak sekadar, “Besok bawakan tepung terigu, pisang, minyak goreng, dan gula, tapi dengan total harga di bawah seribu lima ratus rupiah!”, sebagai cara agar para peserta bingung dan berpikir keras. Padahal yang dimaksud panitia tadi adalah “sepotong pisang goreng.”
Seperti contohnya pernah ada tugas untuk membawa air minum di dalam botol sebesar botol air mineral ukuran sedang untuk kegiatan OSPEK besok.
Esok harinya, ketika tiba jam makan siang, “what-so-called” kakak-kakak panitia OSPEK memerintahkan para peserta mengeluarkan botor berisi air putih tersebut, untuk kemudian para peserta diminta menggunakan air isi botol itu untuk mencuci tangan dan mencuci muka sebelum diminum.
Sampai di sini seolah tak ada masalah. Cuma cuci tangan dan muka dengan air putih ini aja kok. Perintah yang relatif mudah dan kurang begitu menantang. Aman.
Sampai ternyata ada salah seorang peserta yang isi botol air minumnya adalah… Susu!
Sehingga mau tidak mau si peserta ini harus melewati kegiatan makan siang hari itu dengan tangan dan wajah yang lengket bekas susu.
Tugas unik lainnya, para peserta diharuskan membawa bekal roti lapis yang tengahnya berisi meses warna-warni. Tantangannya, meses di roti tersebut tidak boleh asal ditaburkan begitu saja dengan kuantitas sesukanya.
Meses yang dibubuhan ke roti tersebut jumlahnya harus sesuai petunjuk panitia ospek, yang kurang lebih seperti ini: Meses warna merah sejumlah tanggal berdirinya kampus, meses warna kuning sejumlah bulan berdirinya kampus, dan yang paling seru adalah meses warna cokelat sejumlah tahun berdiri kampus.
Untunglah untuk tahun berdirinya kampus, yang digunakan hanya dua digit terakhir, bukan keseluruhan angka tahun yang jumlahnya 1900 lebih itu.
Ada lagi jenis tugas lain yang diberikan sebelum para peserta OSPEK menyantap makan siangnya.
Seluruh peserta duduk rapi menghadap nasi kotak makan siang mereka. Lalu ada salah seorang panitia yang memimpin acara makan siang tersebut. Dengan cara memerintahkan seluruh peserta mulai menyantap terlebih dahulu pisang yang ada di dalam kotak makan siang mereka.
Cara menyantap yang diperintahkan panitia ini juga “khas OSPEK”. Setelah seluruh kulit pisang dibuka, para peserta diminta mulai menggigit bagian tengah pisang tersebut dari satu sisi. Bukan di bagian ujung seperti umumnya.
Alasannya kalau tidak salah waktu itu untuk melatih para peserta berpikir progresif. Haha…
Kemudian setelah tugas tersebut dilakukan para peserta, panitia kembali meminta peserta menggigit bagian tengah pisang di sisi sebaliknya tanpa membuat pisang tersebut putus atau terbagi dua.
Nah, masalah mulai muncul di sini.
Bagi para peserta perempuan, yang terbiasa makan secara beradab dengan gigitan kecil-kecil, mereka masih punya space di sisi lain bagian tengah pisang tadi untuk digigit.
Lha untuk para peserta laki-laki, yang ditambah kondisi stress, lelah, dan lapar, gigitan mereka di pisang itu berdampak cukup besar sehingga sisi tengah sebelah lainnya hanya tersisa berapa mili meter? Jadi susah menggigitnya, kan?
Sementara itu, tugas makanan OSPEK favorit saya adalah panitia meminta para peserta membawa telur mata sapi sebagai lauk makan siang besok.
Telurnya boleh telur ayam, bebek, angsa, dan unggas lainnya. Tingkat kematangan telur mata sapinya juga bebas. Mau setengah matang, mau benar-benar matang, terserah.
Hanya satu syarat yang harus dipenuhi para peserta berkaitan dengan tugas makanan OSPEK ini. Si telur mata sapi harus melirik ke kiri!
Jezibel Alfiya
Seru banget Mas ngebayanginnya🤣 kalau tugas aneh-aneh palingan pas OSPEK SMA. Kalau OSPEK kuliah udah terlalu fokus sama penjurusan🙈
temukonco
wah kalo saya pas SMA malah kurang seru. Cuma baris berbaris sama disuruh minta tanda tangan ke kakak kelas aja
Thomas
Sebagai yang pernah melu OSPEK di kampus, saya tidak terlalu bisa relate :))
temukonco
whaaaaaa… Saya kira semua mengalami hal serupa je Mas… :))
Hanat Futuh Nihayah
Saya menangi banget ini mas. Pernah disuruh bawa Silverqueen sama apel merah tapi petunjuknya mumeti sekali. Terus pernah disuruh bawa pisang, padahal suruh bawa satu. Temen aku bawa satu tundun 😂
temukonco
Petunjuknya gimana itu Silverqueen dan apel merah? Keliatannya saya juga bakal mumet juga deh itu.
Kalau yang pisang, dulu saya ya pernah, diminta bawa 1 ons beras, karena di kos-kosan enggak ada timbangan dan ndak sempet nimbang, ambil beras sak kecandhakke. Jebul pas diperiksa sama panitiane, berat e malah hampir setengah kilogram 😀