Setelah beberapa hari melakukan pencarian di Internet, saya masih belum menemukan sejarah asal muasal rantang. Informasi yang paling banyak diperoleh adalah ternyata benda ini kebanyakan dari buatan China atau Taiwan.
Rantang adalah panci bersusun dan bertutup untuk tempat makanan dengan dilengkapi tangkai, yang berfungsi sebagai pengait dan pegangan. Sehingga bisa dibawa dengan mudah dengan cara ditenteng. Biasanya terbuat dari aluminium atau plastik.
Asumsi awal saya, bisa jadi wadah-wadah dim sum yang bisa disusun itu yang menjadi ide awal teknologi panci kecil bersusun portable yang sering digunakan sebagai wadah makanan tersebut.
Saya sudah lupa kapan terakhir memperoleh atau memberikan makanan dengan menggunakan benda ini yang terbuat bukan dari plastik. Sampai beberapa minggu lalu saya memperoleh jatah makan dalam rantang aluminium yang klasik itu.
Dan masih seperti dulu, seolah-olah rasa makanan yang ada di dalam panci susun ini kenikmatannya meningkat beberapa level.
Bagi sebagian orang Indonesia, mungkin sampai sekitar tahun 80-an, rantang setia menemani momen-momen penting antar manusia. Biasanya sebagai wadah hantaran makanan ke handai taulan saat syukuran, atau saat peringatan wafatnya salah satu anggota keluarga.
Dapat pula sebagai tempat bekal makanan saat menunggu sanak saudara yang akan tiba atau yang hendak pergi ke luar kota dengan menggunakan keretaapi atau kapal laut.
Wadah makan unik ini juga pernah jadi kawan setia ketika bertamasya. Saya ingat dulu ketika akan ke Borobudur dan Kaliurang, Budhe saya sibuk menyiapkan bekal di rantang.
“Biar nanti di sana ndak usah jajan,” katanya saat memasukkan nasi, kering tempe, sayur, dan beberapa panganan tradisional ke dalam rantang aluminium kembang-kembang hijau putih.
Hantaran dalam rantang bisa juga sebagai tanda PDKT si pria diterima oleh si perempuan dan keluarganya. OK, yang bagian ini saya mengarang, tapi setidaknya metode penerimaannya mirip-mirip seperti itu kan ya? 😀
Tak kalah serunya, panci susun unik ini juga berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Misalnya waktu Soekarno di dalam penjara. Beliau masih bisa saling menginformasikan kondisi dunia luar, dengan melubangi telur kulit asin dengan jarum dengan jumlah tertentu sebagai kode yang telah disepakati dengan istrinya, Inggit.
Tentu saja kode ini sukar diketahui oleh sipir penjara karena selain lubang bekas jarum di telur asin sangat sukar dilihat, juga karena telur asin tersebut diserahkan bersama makanan untuk Soekarno sebagai tahanan dalam satu set… Rantang.
Nah, ingatkah kapan terakhir kali menerima kiriman makanan atau makan dari rantang aluminium?
indie
Aku pernah denger cerita tentang ibu-ibu bawa rantang untuk bekal di pesawat…entah joke, entah beneran…
Sampe sekarang sih masih pake rantang, tapi rantang plastik… tepatnya, rantang taperwer… 😀
temukonco
Taperwer harus menghormati rantang sebagai leluhurnya berarti ya.. 🙂
elafiq
Hantaran dalam rantang bisa juga sebagai tanda PDKT si pria diterima oleh si perempuan dan keluarganya.
mungkin ini pengalaman pribadi. 😀
temukonco
Bukaaann… Itu kan jaman duluuu… Hahahaha.. I’m old but not that old enough 😀