Bebalung. Saat pertama kali mendengar nama makanan khas Lombok ini, yang terbayang adalah hidangan didominasi tulang belulang. Itu karena namanya mengingatkan salah satu makanan Jogjakarta, balungan.
Bayangan itu yang terus dan selalu terbayang di benak sampai ketika akhirnya bertemu secara langsung dengan hidangan unik dan segar ini. Pertemuan itu terjadi di Warung Sate Rembiga Ibu Hj. Sinnaseh, yang terletak di Jalan Dr. Wahidin, Rembiga, Mataram, Nusa Tengara Barat.
Saat jumpa pertama tersebut, ternyata benar bebalung ini didominasi tulang belulang sapi. Bedanya dengan balungan, penampilan makanan khas Lombok ini ditemani kuah kaldunya hangat berpadu bumbu tradisional “ragi rajang” yang khas.
Kalau tidak keliru, ragi rajang ini terdiri dari cabai rawit, lengkuas, kunyit, jahe, bawang merah, dan bawang putih, yang dihaluskan. Konon ini adalah salah satu kekayaaan kuliner dari Sasak.
Jadi bebalung ini lebih mirip gule tulang yang sering menemani hidangan sate di Madura. Hanya saja dengan kuah yang lebih bening dan ringan.
Meskipun sama-sama mengandung tulang atau “balung” dalam bahasa Jawa, ternyata makna bebalung dan balungan itu tidak sama.
Karena kalau “balungan” memang berasal dari kata “balung” yang secara jelas tercermin dari bahan utama sajiannya. Sementara kalau “bebalung” maknanya nyaris tidak ada kaitannya dengan tulang yang jadi bahan baku hidangan ini.
Usut punya usut, bebalung dalam bahasa setempat bermakna “tenaga”. Dinamakan demikian karena konon setelah menikmati hidangan ini, akan semakin bertenaga dan menumbuhkan vitalitas yang prima nan perkasa.
Hal itu nampaknya tidak berlebihan. Sebab asupan protein dari daging sapi berkombinasi dengan kuah hangat mengandung bumbu rempah, membuat tubuh terasa hangat dan segar. Ya selama tidak ditambah terlalu banyak nasi sih. Sebab efeknya malah jadi mengantuk.
Nah, beberapa hari lalu, ada informasi baru yang saya dapat. Ternyata bebalung itu tidak melulu dari sapi, sebab umum juga ditemukan bebalung dari kerbau. Semoga ada kesempatan, waktu, dan umur panjang, untuk bisa mencicipinya.
Fanny_dcatqueen
Temenku pernah ada yg makan di warung sate Rembiga ini dan dia juga bilang rasa sate dan balungannya enaaak! Ini juga bikin penasaran mas. Blm pernah nyobain.
Fix sih, kalo aku ke Lombok nanti, yg aku incer sebenernya kulineran doang drpd wisata pantai nya :p. Malah ga tertarik kalo lantai.
temukonco
iya, bener-bener bikin nagih di sini
Fanny_dcatqueen
Ga tertarik kalo ke pantai maksudnya hahahaha. Malah typo jd lantai 😀
temukonco
iya samaaa… enggak begitu suka ke pantai. panas dan lengket. 😀 😀 😀
Hastira
wah baru tahu, lagi ke lombok gak nyoba ini
temukonco
kalau ke Lombok lagi, kudu dicoba yaaa…
Zam
duh, terlihat begitu segar..
temukonco
Anget seger gurih Mas… Nyenengke tenan
Antyo®
Wah menggoda, tampaknya sedap nian.
Lupakan diet. 😊
temukonco
karena “kolesterol adalah hidup”, Paman… 😀