Beberapa waktu lalu ketika mengunjungi Benteng Keraton Buton di Provinsi Sulawesi Tenggara, baru sadar kalau ternyata kata “bendera” bukan merupakan kata dari Bahasa Indonesia atau Melayu. Melainkan merupakan serapan dari Bahasa Portugis, yaitu “bandeira”.
Itu kemudian memicu pertanyaan, “Sebentar, kalau kata ‘bendera’ itu hasil serapan Bahasa Portugis dari jaman dahulu kala. Berarti sebelum umum menggunakan kata itu untuk, orang-orang dulu membahasakan ‘bendera’ dengan kata apa ya?”
Usut punya usut di KBBI, kata “bendera” dapat dimaknai juga sebagai “panji-panji”. Meskipun “panji-panji” ini cenderung mengacu pada bendera yang bentuknya segi tiga, bukan segi empat.
Sementara kalau dalam Bahasa Jawa sejauh yang saya tahu, selain diterjemahkan sebagai gêndera ada beberapa kata antara lain: dwaja, panji, umbul-umbul, dan rontèk. Meskipun dua kata terakhir agak kurang mirip bentuknya dengan bendera yang kita kenal pada umumnya sekarang.
Kembali ke Benteng Keraton Buton yang sempat saya kunjungi sebelum meluncur ke Wakatobi beberapa waktu lalu, di sini ada sebuah tiang bendera yang didirikan di akhir abad ke-17. Dengan ketinggian sekitar 21 meter di atas permukaan tanah, maka wajar jika di masa itu tiang bendera ini tersambar petir sampai rusak di tahun 1870. Konon setelah diperbaiki pada tahun itu, tiang bendera itu tetap kokoh berdiri hingga saat ini.
Menariknya, dalam bahasa setempat, penamaan tiang bendera ini sama sekali tidak menggunakan kata-kata serapan Bahasa Portugis yang di level nasional sudah sangat umum digunakan.
Alih-alih menggunakan bahasa serapan Portugis, frasa “tiang bendera” dalam bahasa setempat adalah “Kasulana Tombi”. “Kasulana” bermakna “tiang”, sementara “tombi” bermakna “bendera”. Adapun bendera Kesultanan Buton yang dikibarkan di tiang ini disebut “Tombi Longa-longa”.
Nah, apa padanan kata “bendera” dalam bahasa daerahmu?
auqri
Kalau ditempat saya penyebutannya umbul-umbul, padahal itu biasanya untuk orang jawa yaa.. Tapi ditempat tinggal saya yang mayoritas orang melayu dan cina sering juga menyebut umbul-umbul, mungkin sudah menjadi kebiasaan juga sih
temukonco
kalau di tempat saya, umbul-umbul itu yang tiang tinggi tapi melengkung itu. kayak yang biasa ada di upacara-upacara ada di Bali, Kak…
marfa
Baru tahu jika serapannya dari Portugis, ternyata bukan dari Belanda hehe. Kalau di sini tetap bendera sih tapi mengacu ke merah putih. Kalau yang warna warni atau segitiga baru disebut juga dengan umbul-umbul
temukonco
iya, bukan Belanda, Kak. Mungkin karena Portugis lebih dulu masuk ke wilayah yang sekarang jadi negara Indonesia ini sebelum kemudian disusul sama Belanda kali ya.
Dian Restu Agustina
Wah sejak 1870 sampai kini masih kokoh berdiri!
Baru tahu juga kalau kata bendera dari Bahasa Portugis. Kirain dari bahasa Jawa, karena di Kediri, kampung halamanku, nyebutnya gendera (gendero)
temukonco
lha sama, Kak. Di Jogja juga disebut gendera. Keliatannya juga karena kena pengaruh Bahasa Portugis deh.
tukang jalan jajan
tempatku tetep bendera sih kak, ngga ada bahasa lainnya. kalaupun berbeda paling di dialek pengucapannya aja jadi bendere.
Siska Dwyta
Apa ya? Mikir keras soalnya emang nggak tahu. Dari kecil diajarnya pake bahasa Indonesia aja jadi gak tahu bahasa daerah. Apalagi tinggalnya juga di rantuan makanya gak pernah belajar bahasa daerahn asalnya ortu
Nurul Sufitri
Wah, dapat pengetahuan baru nih soal kata ‘bendera’ yang ternyata buka dari bahasa Jawa atau Belanda, melainkan dari Portugis. Itu ada satu tiang bendera yang masih kokoh hingga kini yang didirikan di akhir abad ke-17 ck..ck..ck bikin berdecak kagum.
temukonco
Udah gitu tiang benderanya tinggi bangeeeet. Padahal enggak ada kerekannya. Enggak tau gimana cara ngibarin benderanya di jaman dulu itu.
Aisyah Dian
Kalau di tempat Saya Bendero/Gendero sepertinya begitu yang sering Saya dengar dari simbah. Sementara anak-anak zaman now ya sudah ke Bahasa Indonesia “Bendera”
temukonco
Di tempat simbah saya juga sama, Mbak. Istilahnya gendera.
Firdaus Deni Febriansyah
Ooo ternyata dari bahasa Portugis toh. Baru tau aku
Aku kira serapan dari bahasa Belanda karena 350 tahun kita dijajah Belanda
Rudi Soedjono
Di tempat saya karena bahasa Jawa ya nyebutnya gendera, Mas. Memang menarik menyimak sejarah, bahkan dari penyebutan umbul-umbul sebagai panji sebuah negara atau bangsa. Nambah pengetahuan plus memperkuat nasionalisme.
temukonco
Sepakat Mas. Belajar sejarah jadi bisa ngerti asal-usul banyak hal.
Antyo®
Rontèk lebih kecil, diikatkan pada tombak.
Umbul-umbul itu kalau di Bali penjor kan?
temukonco
Leres sanget, Paman.