Benar. Tidak ada salah ketik pada judul di atas. Tugu Khatulistiwa ada di Papua Barat, tepatnya di Pulau Kawe, Kabupaten Raja Ampat.
Mungkin ada yang ngeyel dan bersikeras kalau Tugu Khatulistiwa itu ada di Pontianak – Kalimantan Barat yang jaraknya ratusan kilometer dari Papua. Seperti yang sering ditemui di buku-buku RPUL.
Pendapat itu tentu saja tidak salah. Hanya saja, karena Indonesia ini dilintasi garis lintang 0ΒΊ alias garis khatulistiwa dari timur sampai ke barat, berarti tentu saja yang dilewati khatulistiwa tidak hanya Pontianak saja atau Raja Ampat saja.
Jadi ada beberapa daerah di Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa dan memiliki tugu khatulistiwa juga. Sayangnya karena jarang diajarkan di sekolah serta tidak masuk di buku RPUL, jadi mungkin tidak banyak yang tahu.
Saya saja kalau tidak pernah dapat kesempatan jalan-jalan ke Raja Ampat ini, juga belum tentu bakal tahu kok.
Nah, daerah-daerah di Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa dan juga memiliki tugu-tugu khatulistiwa selain Pontianak – Kalimantan Barat, antara lain adalah Tugu Khatulistiwa Bonjol, Pasaman – Sumatra Barat; Tugu Khatulistiwa Lipat Kain, Kampar – Riau; Tugu Khatulistiwa Santan Ulu, Bontang – Kalimantan Timur; Tugu Khatulistiwa Tinombo Selatan, Parigi Moutong – Sulawesi Tengah; dan yang sedang kita bicarakan ini, Tugu Khatulistiwa di Pulau Kawe, Raja Ampat – Kabupaten Papua Barat.
Memang tugu ini terbilang baru jika dibanding kawan-kawan lainnya, karena baru diresmikan tahun 2014 lalu.
Agak berbeda dengan tugu lainnya, karena posisinya di tepi pantai di sebuah pulau yang jauh dari keramaian kota, maka yang akan ditemui di sekitar tugu hanya ada pasir, pantai, tebing, dan bukit karang yang ada di belakang tugu ini.
Karenanya, jelas tidak ditemukan tempat parkiran motor atau mobil di dekatnya, yang kalau sore hari atau saat libur dipadati para penjaja asongan menawarkan makanan, minuman ringan, atau balon-balon mainan untuk anak-anak.
Ketika berkunjung ke sini, di depan tugu yang menghadap laut itu terhampar pasir pantai putih yang selalu disapa ombak yang benar-benar jernih tanpa sampah.
Pada bagian belakang tugu, ada tebing batu karang yang ditumbuhi rerumputan, ilalang, dan semak-semak lainya. Sementara beberapa meter di sisi kiri tugu khatulistiwa itu, ada sebuah tebing karang yang menjorok ke laut.
Pada tebing itulah dipasang dua buah tongkat bercat putih sampai ke sebagian kecil karangnya. Ternyata konon di situlah lokasi tepatnya titik 0 derajat.
Namun karena kondisi dan lokasi medan yang tidak memungkinkan, maka terpaksa tugu khatulistiwa dibangun di dekat lokasi itu sebagai bentuk penanda. Jadi kurang lebih mirip dengan posisi tugu 0 Kilometer yang ada di Pulau Sabang sana. Tidak pas, di titik 0 Kilometernya.
Tugu Khatulistiwa di Papua ini dibangun di atas lantai dari semen yang ditinggikan barang satu setengah sampai dua meter dari pasir pantai. Untuk bisa naik mendekati tugu ini, kita menaiki lima anak undak-undakan.
Tugu ini sendiri terdiri dari lima lingkaran yang dibentuk saling silang sedemikian rupa sehingga membentuk semacam bola. Bola dari lingkaran-lingkaran itu disangga tiga buah βkakiβ yang ada sisi di kanan, kiri, dan belakang. Kemudian pada tembok-tembok yang menghubungkan kaki-kaki itu, dipasang tiga buah prasasti yang menerangkan seputar pembangunan tugu ini, yang ditandatangani oleh Bupati Raja Ampat, Gubernur Papua Barat, dan seorang pejabat pemerintahan pusat.
Jadi, kalau besok ada bapak atau ibu guru yang tanya di mana letak Tugu Khatulistiwa, jangan ragu-ragu untuk menjawab di Pulau Kawe, Kabupaten Raja Ampat – Papua Barat, ya.
Kalau gurunya nggak percaya, kasih aja link tulisan ini. Bisa juga follow akun Instagram dan Twitter saya. π
Ngomong-ngomong ketika menulis ini sebagai pembunuh sepi, iseng saya mendengarkan YouTube dari TVRI Yogyakarta Streaming, acara Info Tani yang kali ini bertema βUsaha Penggemukan Sapi.β
Dari acara ini saya dapat pengetahuan dan informasi baru, kalau ternyata bibit sapi yang baik itu salah satu cirinya adalah pertumbuhan ekor tidak pesat (ekor lebih pendek).
Kalau tidak percaya, ini buktinya:
Mohon maaf, memang ini tidak ada kaitannya dengan keseluruhan tulisan, tapi dari pada nanti saya lupa, ada baiknya informasi tersebut ditulis di sini dulu.
Sekali lagi, mohon maaf.
galihsetioutomo
wah luar biassa sekali π
temukonco
Benar Maaaas… Ternyata ada tugu khatulistiwa di pulau itu
morishige
Andai saja pas ke Raja Ampat saya tahu bahwa ada tugu khatulistiwa di sana, pasti bakal bela-belain ke sana, Mas. π
Dulu pas pelajaran IPS pas SD atau Geografi waktu SMP sempat harus menghafal nama-nama tempat yang dilewati garis khatulistiwa. Jadi pas baca-baca nama-nama di atas, jadi nostalgia masa sekolah dulu. π
Saya baru sempat mampir ke dua tugu khatulistiwa, di Bonjol dan Pontianak. Bonjol agak nggak terurus. Pontianak keren dan terawat banget.
Pertama kali main ke blog ini, nih. Salam kenal, Mas. π
temukonco
Maturnuwun Maaaas… Selamat datang di sini nggih…
Iya sih, keliatannya yang terawat cuma yang di Pontianak itu deh tugunya.
Btw, saya tunggu lho lanjutan tulisannya yang sesampainya di Penang π
morishige
Mungkin yang di Pontianak lebih terawat karena letaknya di pinggir jalan dan nggak terlalu jauh dari pusat kota juga ya, Mas?
Siap, Mas. Ditunggu nggih. Selalu ditunggu juga postingan di temukonco π
temukonco
Selain itu mungkin karena sudah terlanjur terkenal dan jadi icon kota Pontianak Mas. Jadi kudu bener-bener dirawat, biar tetep kece… π
snydez
pulaunya ga ori
temukonco
tapi ini yang KW Super, Mas… πππ
Blogombal Baru
Saya juga baru tahu π€
temukonco
Waaah… Sugeng rawuh Paman Tyo. ππΌππΌππΌ
Lha itu kalo ndak pas ndilalah saya beruntung diajak ke sana, juga bakal tahu dan ndak akan percaya kalau ada yang bilang tugu khatulistiwa juga terdapat di Papua. π
Zam
wah, rupanya tugu baru.. tahun 2014 dibangunnya.. pantas di RPUL tidak ada.. soalnya RPUL sudah tidak lagi terbit.. π€
ah andai saja tugu ini bisa diolah jadi potensi wisata, pasti makin menarik
temukonco
RPUL dan Buku Pinter sudah tergeser oleh Wikipedia. π