Bertemu teman, menemukan kawan

Sela

Ah, Orang Kota: Tentang Alamat

Beberapa hari yang lalu seorang blogger menuliskan mengenai bagaimana keheranannya ketika beberapa anak-anak “didik”-nya memberikan alamat yang sangat singkat dalam rangka untuk kepentingan surat menyurat konvensional.

Beliau masih tidak percaya bagaimana bisa sebuah surat yang dikirim via pos akan sampai ke tujuan jika alamat yang diberikan oleh calon penerima surat hanya (contohnya) seperti ini:

Warsito
Pereng, Bumirejo
Lendah, Kulon Progo
DIY

Bandingkan dengan alamat ini:

KPPOD
Plaza Great River 15th Floor
Jl Rasuna Said Kav. X-2 No. 1
Jakarta 12950

Dalam kehidupan orang kota sehari-hari, alamat surat yang sangat singkat itu jika diaplikasikan dalam kegiatan surat menyurat di perkotaan, kemungkinan besar tidak akan sampai.

Sehingga -kembali ke kawan blogger kita tadi- beliau tidak berani mengirimkan surat via pos dengan alamat yang “seadanya” itu, dan kemudian menitipkan surat-surat tersebut ke rekannya yang berdomisili di Jogja.

Walaupun sebenarnya, surat-surat yang dikirim ke alamat yang simpel di desa tersebut biasanya bisa sampai berkat adanya kerjasama yang cukup baik antara Pak Pos, Pak Camat, Pak Lurah, dan Pak Kepala Dusun yang bersangkutan.

Jadi biasanya Pak Pos mengantarkan surat-surat tersebut ke Kantor Kecamatan (biasanya ini untuk daerah yang agak sedikit lebih terpencil) atau bisa juga langsung mengantarkannya ke rumah Pak Kepala Dusun (jika lokasi relatif mudah dicapai oleh Pihak Pos).

Kemudian pihak kecamatan mengutus salah satu pegawainya untuk mendistribusikan surat-surat tersebut ke Kantor-kantor Kepala Desa yang ada di dalam wilayahnya, lalu oleh pihak Kepala Desa, kembali surat-surat tersebut didistribusikan lagi ke rumah-rumah Kepala Dusun yang ada di bawahnya.

Nah, dari rumah Pak Kepala Dusun inilah surat-surat itu diantarkan oleh Pak Kadus atau mungkin staff-nya ke penerima surat yang bersangkutan. Memang nampaknya agak kurang jika kita lihat dari sisi efektifitas dan kecepatan. Namun sangat jarang surat-surat (juga wesel dan telegram) tersebut tidak sampai ke tujuan.

Jadi, besok-besok jangan bingung lagi jika menemu alamat seperti itu, asalkan itu berada di pedesaan.

Catatan:  Ini adalah posting blog awal saya ketika pertama kali punya domain sendiri, pada 15 Januari 2007. Diposting ulang dalam rangka Hari Blogger Nasional 27 Oktober 2012

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.